Senin, 08 November 2010

Rancangan Penelitian

Penelitian Kohort
     Pengertian penelitian kohort adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang   mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit
 Jenis penelitian kohort
  Prospective cohort = concurrent cohort
  Retrospective cohort 
  Status papran ditetapkan dari info yang tercatan di masa lalu - Historical cohort -Non concurrent  prospective cohort Studi concurrent = peneliti mengamati populasi dari awal studi dan evek yang menyertai subjek bersamaan dalam kurun waktu sampai pada suatu saat dimana penyakit muncul atau tidak muncul Kohort prospektif krn paparan yang diamati sedang akan berlangsung pada saat peneliti akan memulai penelitiannya dan selanjutnya diikuti prospek ke depannya terhadap penyakit.
Ciri-ciri penelitian kohort adalah
  Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya
  Pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati
  Bisa bersifat retrospektif prospektif
Karakteristik penelitian kohort
 Bersifat observasional
 Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
 Disebut sebagai studi insidens
 Terdapat kelompok kontrol
 Terdapat hipotesis spesifik
 Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
 Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
Keuntungan penelitian kohort
 Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal
 Dapat menghitung laju insidensi
 Untuk meneliti paparan langka
 Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan 
Kelemahan penelitian kohort
 Lebih mahal dan butuh waktu lama
Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau meninggal 

Cross Sectional
Pengertian Penelitian cross-sectional
Penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).
Penelitian yang mengukur prevalensi penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi.
Ciri penelitian Cross-sectional
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak pada individu dan populasi tunggal pada satu saat atau periode tertentu.
Lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu.
Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan dan populasi tersebut.
Instrumen yang sering digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian kuesioner.
Kelebihan penelitian Cross-sectional
Mudah untuk dilakukan, murah, dan tidak memaksa subyek untuk mengalami faktor yang diperkirakan bersifat merugikan kesehatan (faktor resiko) dan tidak ada subyek yang kehilangan kesempatan untuk memperoleh terapi yang diperkirakan bermanfaat.
Kelemahan penelitian Cross-sectional 
Kelemahan penelitian lintas-bagian adalah memiliki validitas inferensi yang lemah dan kurang mewakili sejumlah populasi yang akurat, oleh karena itu penelitian ini tidak tepat bila digunakan untuk menganalisis hubungan kausal paparan dan penyakit.

Case Control
Pengertian Penelitian kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
Ciri penelitian kasus kontrol
Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak.
Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.
Berupa penelitian restrospektif bila peneliti melihat ke belakang dengan menggunakan data yang berasal dari masa lalu atau bersifat prospektif bila pengumpulan data berlangsung secara berkesinambungan sering dengan berjalannya waktu.
Idealnya penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup.
Karakteristik penelitian kasus kontrol
Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab akibat
Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds ratio
Kelemahan penelitian case kontrol
Alur metodologi inferensi kausal yang
Bertentangan dengan logika NORMAL
Rawan terhadap bias
Tidak cocok untuk paparan langka
Tidak dapat menghitung laju insidensi
Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah
Keuntungan penelitian case kontrol
Sifatnya relatif murah dan mudah
Cocok untuk penyakit dengan periode laten yang panjang
Tepat untuk meneliti penyakit langka
Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap penyakit
Kriteria pemilihan kasus
Kriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas
Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/masyarakat
Kriteria pemilihan kontrol
Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasus
Tidak menderita penyakit yang diteliti
Bersedia ikut dalam penelitian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar